Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut puncak curah hujan di Jabodetabek akan berlangsung lebih cepat, yakni tanggal 1 Januari 2023.
Di mana, sebelumnya diprediksi oleh pihaknya, puncak curah hujan terjadi antara tanggal 2 dan 3 Januari 2023.
Advertisement
Baca Juga
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan perubahan tersebut lantaran adanya badai tropis yang terjadi wilayah Flipina yang disebabkan adanya potensi pusat tekanan rendah atau disebut 'bibit'. Sehingga menyebabkan cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia hilang.
"Bibit seakan-akan menghisap mengakibatkan cuaca ekstrem dan hujan sangat lebat itu tadi menjadi terurai menjadi tidak ada lagi. jadi itu setiap akan kejadian badai tropis itu selalu diawali dengan bibit," kata dia dalam press rilis virtualnya, Kamis (29/12/2022).
Menurut dia, potensi pergerakan bibit juga kerap terjadi pada wilayah Australia bagian utara dan di Cina Selatan yang menginduksi terbentuknya peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 not.
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan gelombang laut tinggi di sekitar bibit siklon tropis atau pusat tekanan rendah atau sirkulasi kronik," papar Dwikorita.
Â
Siklon Tropis
Adapun kehadiran dari siklon tropis berdampak pada kecepatan angin dan gelombang tinggi bahkan dapat menyebabkan intensitas hujan yang tinggi.
Fenomena tersebut pula yang menyebabkan kondisi cuaca di Indonesia saat ini mengalami cuaca ekstrem.
Reporter: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com
Advertisement